Rabu, 22 Januari 2020

Impian yang Pernah Nyata

Tentang Impian yang Pernah Nyata



Berawal dari obrolan dengan teman lama, ya... teman yang pernah berbagi  impian dan bersama membangun harapan di atas impian yang dulu pernah nyata.

Setelah lama tak berjumpa, aku ahirnya bertemu setelah sama-sama melepas impian yang pernah bertahta di hati, pikiran dan hidup kami. Kini kami terhubung satu sama lain walau sebatas sosial media. Bertemu teman yang lebih tepat kuanggap sebagai adikku, dan setelah lama terhubung melalui akun sosmed kami masing-masing, suatu hari aku memberanikan diri bergurau dengannya:

ke mana Impian kita yang dulu ???


Dia hanya membalas dengan stiker tawa, namun aku tak tahu persis perasaannya.

Aku hanya ingin bergurau dengannya, namun tanpa kusadari aku  pun terbawa ke masa lalu, masa di mana kami pernah bersama, berbagi impian kami dengan rasa  bangga dan optimis.
Lalu, apa yang kurasakan sendiri dengan impian itu???
Ah... apakah aku harus jujur atau biar kusimpan sendiri?
Maaf aku tak mampu menyatakan rasa ini, rasaku tentang impian yang dulu pernah nyata dalam beberapa waktu.
Aku akhirnya berkata kepada temanku, aku ingin membuat sebuah tulisan dengan judul:

Ke mana Impian Kita Dulu???

Dia hanya membalas: ide bagus. 
Benarkah???
Apakah dia baik-baik saja saat mengatakan itu?
Entahlah... aku tak ingin menanyakannya.
Lalu bagaimana perasaanku saat menuliskan ini?
Aku tak akan mengatakannya juga. Maaf... namun hal yang perlu engkau tahu teman 
bahwa di akhir tulisan ini aku ingin mengatakan bahwa:

Ke mana Impian Kami yang dulu???

Impian kami sama-sama lepas dari genggaman, 
dari hati dan pikiran bahkan hidup kami. Setidaknya itu pernah nyata,
Terima kasih.


Senin, 20 Januari 2020

Kemewahan

ADAKAH KEMEWAHAN YANG TAK MAMPU KAU GAPAI ?


Semua berawal dari sini:

Suatu hari, 
aku bersepeda melewati sebuah hotel mewah di kotaku, aku dapat melihat dengan jelas bahwa ada banyak orang di sana, beberapa mobil keluar dan memasuki are hotel, sekelompok orang bersantai, bercengkerama dengan wajah bahagia di sana. 
Belakangan, 
hampir setiap hari aku melewati jalan yang sama. selama empat bulan aku bersepeda melewati jalan itu dan menyaksikan semua realitas yang tampak di sekitar hotel mewah itu.
Suatu hari, dalam perjalanan pulang di malam yang sudah mulai larut dan di tengah rintik hujan yang mencoba menyapa bumi yang gerah ini, aku melintas di sana. 
Aku menatap sejenak ke arah hotel mewah itu dan tersenyum dengan perasaan sedih yang mendalam.
Why? 
Aku bertanya pada diriku: ADAKAH KEMEWAHAN YANG TAK MAMPU KUGAPAI?
Tak peduli seberapa keras aku menginginkannya dan berjuang namun tak mampu kugapai. 
Ya... aku harus bisa berlapang dada dan mengambil hikmahnya!
Di saat orang seusiaku pada umumnya sudah sibuk bekerja bahkan mengurusi rumah tangganya, 
aku  masih sibuk menuntut ilmu.
Di saat orang seusiaku kebanyakan sudah mulai sibuk menata hidupnya yang mapan, aku bahkan tak punya penghasilan. 
Di saat mereka sudah dapat menikmati hasil kerja mereka dan berkumpul dengan teman seusianya, aku bahkan tak mampu menikmati semua itu. 
Apa yang terjadi denganku? 
Aku tetap tersenyum namun dengan rasa sakit yang dalam dan berat. 
Adakah kemewahan itu dapat kugapai dan kucicipi suatu saat nanti? 
Atau...
Adakah kemewahan yang tak mampu kugapai?

#jawabannya adalah rahasia waktu