Selasa, 13 Oktober 2020

Berawal dari kata BODOH

 

Dia Takdirku tetapi Bukan Jodohku

-Sujiwo Tejo-

Menikah itu nasib, mencintai itu takdir.

Kamu bisa berencana menikahi siapa saja, tapi tak dapat kau rencanakan

CNTAMU untuk siapa.

Part 1: Berawal dari kata BODOH

Kalau saja tak pernah Tuhan mempertemukanku dengannya, mana aku tahu artinya RINDU? Sayangnya Tuhan hanya mengijinkanku untuk mencintainya, bukan menikah dengannya. 

             Di sebuah lorong yang dihimpit oleh hiruk pikuk hati yang tak pernah saling mengenal, di sana aku menemukan pria satu-satunya yang pernah membuat aku sampai kehilangan akal sehatku. Pria sederhana yang karenanya aku memiliki segudang cerita indah yang ingin aku kenang di sisa hidupku. Sehebat itu kah dia? Itulah takdir yang membawanya ke dalam hidupku. Mau sejuta kali aku bertanya dalam kebodohanku: mengapa harus dia? Mengapa??? Jawabannya sudah jelas hanya satu yaitu bahwa : "hanya karena dia takdirku!"

              Ah... apalah dayaku kalau memang dia takdirku. Aku bersyukur dalam setiap sujudku bahwa aku boleh diijinkan mengenalnya di hidupku, bahwa dia pernah membuatku tersenyum, tertawa, menangis dan lebih besar dari itu adalah merasakan gelora dari sebuah rasa yang diberi nama rindu. Rindu yang sebelumnya tak kupunya untuk siapa pun, sekejap jadi miliknya, siang dan malam dalam setiap detak waktu yang melaju hanya ada dia.

                Ke mana  hilang semua kewarasanku? Hanya karena satu orang pria, ya... pria yang berani-beraninya mengataiku bodoh. Hanya karena mengataiku seperti itu aku terpesona. Payah bukan? Aku pikir dia ada benarnya, selama ini aku tak pernah menyadari betapa bodohnya aku dan dia hadir mengatakannya berulang kali sampai tak mampu kuhitung berapa jumlahnya. Aku tak marah padanya, aku malah merasa lucu atas kepolosannya saat mengataiku seperti itu, hanya dia pria yang berani mengatakan itu padaku. Kata yang jarang kudengar dilemparkan padaku sepanjang hidupku. Haruskah aku mengumpatnya dalam hati: "Dasar pria jahat, hanya karena mengataiku bodoh aku jadi terus memikirkannya karena merenungi kata BODOH". Apakah aku memang sebodoh itu???

Lanjut part 2

7 komentar:

  1. Kata2mu sederhana but mendalam.hheheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sudah berkunjung, sebatas kata jangan dimasukkan di hati hehehe

      Hapus
  2. Tetaplah setia dan terus mencoba nikmati kata demi kata agar menjadikan kalimat indah yang selalu jadi inspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi... thanks ya sudah berkunjung, salam literasi

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus